Wednesday, 11 November 2015

FUNGSI DAN PERAN MASJID : KELEBIHAN MEMBINA, IKTIKAF DAN MEMAKMURKAN MASJID




 "Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah bangunkan untuknya rumah disyurga" (QS. HR. Muslim)

Tidaklah Aku ciptakan jin dan maunia, kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku" (QS. Adz-Dzariyaat : 56)

"Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar. Dan kepada Allah-lah kembalki segala urusan" (QS. Al-Hajj : 41)

Barangsiapa yang masuk masjidku ini untuk mempelajari atau mengajarkan kebaikan, maka ia seperti orang yang berjihad di jalan Allah. Dan barang siapa yang masuk untuk selain itu, maka ia seperti orang yang memandang kepada sesuatu yang tidak ada faidah baginya" (HR. Ahmad)

"Tidaklah satu kaum di dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah, yang mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka kecuali ketenangan turun atas mereka, rahmat Allah meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka dan Allah menyebutkan mareka di sisi orang yang di sisi-Nya" (HR. Muslim)

Agama islam itu yang dibawa oleh Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat manusia untuk hidup damai dan sejahtera. Rasulullah SAW pada dasarnya sangat mendambakan perbadaiman dan tidak menyukai peperangan. Namun mengingat adanya bahaya agrensi dan ancaman serangan yang menggangu kedaulatan Dulah Islami & Eksistensi D'wah Islam, maka Rasulullah SAW sebagai Kepala Pemerintah membentuk pasukan tentara, mengatur siasat dan mengirim ekspedisi ke luar kota baik yang dipimpin langsung oleh Beliau atau oleh Sahabat. Ekspedisi yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW disebut "Ghazwah", jumlahnya ada 27 kali. Yang dipimpin sahabat disebut "Sariyyah", jumlahnya 47 kali.

============================================================




Fungsi dan Peranan Masjid di Era Modern



  • Pada masa awal perkembangan Islam, yaitu pada zaman Rasulullah, masjid  merupakan pusat pemerintahan, kegiatan pendidikan, kegiatan sosial dan ekonomi.
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN
  • SOSIAL
  • EKONOMI 



Salah satu unsur penting dalam struktur masyarakat Islam adalah masjid. Selain sebagai tempat ibadah sama halnya dengan gereja, pura, wihara dan yang lain sebagainya, masjid digunakan umat Islam untuk berbagai keperluan misalnya dibidang pendidikan, kegiatan sosial, ekonomi, pemerintah dan lain-lain.



Pada masa awal perkembangan Islam, yaitu pada zaman Rasulullah, masjid  merupakan pusat pemerintah, kegiatan pendidikan, kegiatan sosial dan ekonomi. Sebagai Kepala Pemerintah dan Kepala Negara Muhammad SAW tidak mempunyai istana seperti halnya para raja pada waktu itu, beliau menjalankan roda pem erintahan dan mengatur umay Islam di Masjid, permasalahan-permasalahan umat beliau selesaikan bersama-sama dengan para sahabat di Masjid bahkan hingga mengatur strategi peperangan.





Tradisi ini kemudian tetap dilestarikan oleh para khulafaur Rasyidin dan khalifah-khalifah setelahnya, namun pada perkembanganya di bidang pemerintahan masjid hanya di jadikan simbol pemerintahan Islam, walaupun terletak biasanya di pusat pemerintahan berdampingan dengan pusat kekuasaan. Kemegahan sebuah masjid menjadi kebanggaan bagi penguasa, peninggalan-peninggalan tersebut masih kita dapati di berbagai tempat bekas kejayaan pemerintahan Islam, baik di Timur Tengah maupun di Eropa.

Dalam bidang pendidikan, Rasulullah menggunakan masjid untuk mengajarkan para sahabat agama Islam, membina mental dan akhlak mereka, seringkali dilakukan setelah sholat berjama’ah, dan juga dilakukan selain waktu tersebut. Masjid pada waktu itu mempunyai fungsi sebagai “sekolah” seperti saat ini, gurunya adalah Rasulullah dan murid-muridnya adalah para sahabat yang haus ilmu dan ingin mempelajari Islam lebih mendalam.




Tradisi ini juga kemudian di ikuti oleh para sahabat dan penguasa Islam selanjutnya, bahkan dalam perkembangan keilmuan Islam, proses “ta’lim” lebih sering di lakukan di masjid, tradisi ini dikenal dengan nama “halaqah”, banyak ulama-ulama yang lahir dari tradisi halaqah ini.

 


Tradisi ini diadopsi di Indonesia dengan model “Pesantren”, menurut sejarah berdirinya pesantren-pesantren di Indonesia dimulai dengan adanya kyai dan masjid. Pada perkembangan selanjutnya ketika proses ta’lim di adakan di sekolah/madrasah, tradisi halaqah masih tetap dilestarikan di berbagai tempat sebagai “madrasah non formal”. 




Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa tradisi ini merupakan cikal bakal berdirinya universitas-universitas Islam besar di dunia. Salah satu contohnya adalah al-Azhar di Mesir.


Di bidang ekonomi, masjid pada awal perkembangan Islam di gunakan sebagai “Batiul Mal” yang mendistribusikan harta zakat, sedekah, dan rampasan perang kepada fakir miskin dan kepentingan Islam. Golongan lemah pada waktu itu sangat terbantu dengan adanya baitul mal.

Saat ini banyak diantara umat Islam yang melihat masjid hanya sebagai tempat ibadah atau sholat. Itupun kalau kita lihat hanya sedikit orang yang melakukan sholat berjama’ah di masjid setiap waktu, kecuali sholat Jum’at. 




Maka tidak heran masjid hanya dikunjungi pada waktu-waktu sholat, bahkan yang kadang-kadang digunakan sebagai tempat istirahat melepas lelah setelah bekerja, sehingga kita lihat masjid-masjid yang sepi tidak ada aktifitas apa-apa selain sholat dan peringatan-peringatan keagamaan tertentu. Tentunya kita tidak ingin masjid-masjid kita mengalami nasib yang sama seperti di barat.

Hasil analisa menyimpulkan bahwa kecenderungan umat meninggalkan masjid karena mereka merasa masjid tidak memberikan manfaat langsung dalam kehidupan mereka yang semakin komplek. Untuk itu perlu kembali kita mereposisikan masjid sebagai sentral kegiatan umat yang mampu memberikan kontribusi langsung kepada umat.

Sebagai harta wakaf masjid sesungguhnya mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sehingga manfaat yang di hasilkan lebih banyak dan luas. Konsep wakaf dalam Islam memberikan peluang adanya usaha-usaha untuk pengembangan. 




Beberapa usaha yang bisa dilakukan nazir sejalan dengan kebutuhan umat saat ini adalah di bidang pendidikan dan ekonomi. Nazir yang dibantu oleh ta’mir masjid bisa mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan dana dari mendirikan BAZIS (Badan Amil Zakat Infak dan Shadaqah), bisa saja kemudian dikelola dibawah naungan yayasan seperti lembaga pendidikan al-Azhar Jakarta, salah satu lembaga pendidikan Islam terbaik di Jakarta. 




Agar tidak menghilangkan peranan masjid maka sekolah, kantor dan yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan hendaknya diadakan di lingkungan masjid. Dari pengembangan ini diharapkan masjid bisa memberikan pendidikan murah dan berkualitas kepada umat, bahkan bisa memberikan beasiswa kepada masyarakat yang kurang mampu, seperti Universitas Al-Azhar.

Pengembangan harta wakaf masjid bisa lebih diluaskan kedalam bidang ekonomi, tujuan dan sasarannya adalah kemandirian dan menolong golongan kurang mampu. Agar lembaga pendidikan yang dikelola masjid dapat berjalan dengan baik maka hendaknya ditopang dengan dana yang cukup, untuk itu perlu dikembangkan usaha-usaha ekonomi dengan mendirikan unit-unit ekonomi, seperti toko atau mini market, rumah makan, toko buku, photocopy atau usaha lainnya.




Usaha-usaha ekonomi tersebut mempunyai peranan dan fungsi ganda: sebagai sumber dana, menyediakan lapangan pekerjaan, serta menyediakan kebutuhan masyarakat. Dari sini diharapkan masjid menjadi sentral kegiatan umat, dan masyarakatpun merasakan manfaatnya secara langsung.

Pentingnya masjid bagi umat Islam bagaikan jantung bagi manusia, karena dari masjid Rasulullah membangun peradaban Islam dan karakter umat Islam yang sebagai khalifah di muka bumi.

Sebagai tempat ibadah Masjid merupakan media seorang hamba berkomunikasi dengan penciptanya dalam bentuk sholat. Walaupun Islam tidak membatasi bahwa sholat hanya di lakukan di Masjid (bumi merupakan masjid Allah di mana saja seorang muslim dapat melaksanakan sholat apabila telah datang waktunya).  Nabi selalu menganjurkan umatnya agar senantiasa melaksanakan sholat berjamaah di masjid, terdapat banyak riwayat hadis yang menerangkan pentingnya sholat berjamaah.




Namun bagi kehidupan muslim Masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah seperti halnya gereja, pura dan lainnya, akan masjid merupakan sentral kehidupan umat Islam. Sebagai sentral kegiatan tentunya masjid mempunyai multifungsi: fungsi keagamaan, fungsi pendidikan, fungsi ekonomi, fungsi sosial fungsi politik dan lain sebagainya. Kalau kita melihat kembali ke zaman Rasulullah maka kita dapatkan bahwa Rasullah mengadakan berbagai kegiatan untuk kepentingan umat di Masjid.




Di bidang pendidikan, beliau senantiasa memberikan nasehat dan pelajaran di masjid, baik dilakukan setelah sholat maupun di luar waktu itu, waktu tersebut Rasulullah gunakan untuk membina mental para sahabat dan mengajarkan Islam kepada mereka.




Dibidang politik Rasulullah sering sekali bermusyawarah kepada para sahabat untuk membicarakan persoalan umat di masjid, termasuk juga mengatur strategi peperangan melawan musuh dan banyak lagi kegiatan yang dilakukan Rasulullah yang dilakukan di masjid.




Begitu pentingnya fungsi masjid bagi umat Islam hingga Rasulullah tatkala tiba di Quba dalam perjalanannya ke Madinah yang pertama di bangun adalah masjid (masjid Quba), dan ketika sampai di Madinah Rasulullah juga mendirikan masjid bersama para sahabat di salah satu tempat sahabat anshor (abu Ayub al-Anshori) sebelum membangun infrastruktur yang lainnya.



Fungsi Peran dan Fungsi Masjid Bagi Umat Islam : [Al-Arham Edisi 5 (A)] 







Masjid  adalah  simbol  keislaman.  Ia tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat Islam, karena masjid merupakan bentuk ketundukan umat kepada Allah swt. Masjid bukan sekadar tem pat sujud dan sarana penyucian atau bertayamum (wudhu dengan debu suci). Masjid adalah tempat  Muslim bertolak,  sekaligus  pelabuhan tempatnya  bersauh  dalam  ketaatan  kepada Allah swt. 



Masjid sebagai institusi kaum muslimin, merupakan  indikator  bagi  muslim  paripurna (Insan Kamil). Dengan predikat ini, umat muslim harus bisa memaksimalkan keberadaan masjid sebagai  pusat  aktivitas  yang  menawarkan kegiatan-kegiatan alternatif dalam berdakwah.

Contoh yang telah ada adalah kegiatan berdakwah melalui media televisi komunitas atau radio komunitas, seperti TV komunitas Masjid Jogokarian  di  Yogyakarta  (MJTV)  dan  PAL TV di Masjid Sadzudarain di Palmerah Jakarta.

Amal Ibadah Shalat dan Fungsi Masjid



Shalat  adalah  kegiatan  utama  yang dilaksanakan  di  masjid.  Hadis  Nabi  riwayat Hudzaifah:

“Rasulullah saw. bersabda: Saya telah diciptakan berbeda dengan umat sebelumnya dalam tiga  perkara: shaf-shaf kami telah dijadikan seperti shaf para malaikat, dan seluruh dunia merupakan masjid untuk kami, dan debunya telah dijadikan penyuci jika air tidak tersedia...”. (HR. Muslim)

Dalam hadis tersebut dapat ditemukan bahwa shalat yang memiliki shaf, mengandung makna kedisiplinan, keteraturan dan kepatuhan terhadap waktu. Itu artinya masjid tidak hanya bisa dipakai untuk shalat saja. Hal-hal lain yang terkait dengan kepatuhan terhadap Allah swt. bisa  dilakukan  di  sana.  Seperti  pada  masa Rasulullah masjid memiliki fungsi lain seperti pusat pemerintahan, proses legislasi, interaksi masyarakat, dan fungsi-fungsi duniawi lainnya.




Beberapa  barang  datang  kepada Rasulullah dari Bahrain. Rasulullah memerintahkan kepada  para sahabat untuk membagikannya di masjid, dan barang itu merupakan jumlah terbesar yang pernah diterima Rasulullah saw. Ia meninggalkannya  untuk  shalat  tanpa menengoknya sama sekali. Setelah usai shalat, Nabi duduk di depan barang- barang tersebut dan membagikannya kepada siapa saja yang ia lihat. Al Abbas datang kepada beliau dan berkata, ‘Wahai 

Rasulullah berikan padaku  sebagian barang-barang itu, karena saya  perlu memiliki bekal untuk saya dan Aqil.’ Rasulullah lalu meminta ia untuk mengambilnya sendiri...”. (HR. Bukhari diriwayatkan Annas ra.)

Selain  itu  masjid  juga  harus  mampu memberikan  ketenangan  dan  ketenteraman pada pengunjung dan lingkungannya. Apabila masjid dituntut berfungsi membina umat, tentu sarana yang dimilikinya harus tepat, menyenangkan dan menarik umat, baik dewasa, anak-anak, maupun remaja, laki-laki maupun perempuan. 








Dalam  Muktamar  Risalatul  Masjid  di Makkah tahun 1975, telah didiskusikan dan  disepakati,  bahwa  masjid  baru  dapat dikatakan berperan secara baik bila memiliki ruangan  dan  peralatan  memadai,  bersih  dan sehat  untuk  shalat;  Memiliki  ruang  khusus perempuan baik untuk shalat maupun Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), yang memungkinkan mereka keluar masuk  tanpa bercampur  dengan  jamaah  pria; Ada  ruang pertemuan dan perpustakaan; Poliklinik  dan ruang memandikan dan mengkafani jenazah; Ruang bermain, berolahraga, dan berlatih bagi remaja.



Hal-hal tersebut tentunya harus diwarnai oleh  kesederhanaan  fisik  bangunan,  namun tetap   menunjang peranan masjid yang ideal.



Terkait dengan hal itu, masjid juga memiliki mandat membangun pandangan dunia terhadap  uswah hasanah  (teladan)  yang  diberikan Rasulullah saw. yang harus dilaksanakan para pengurusnya dalam memasyarakatkan masjid.



Memang,  masjid  sangat  berpotensi mewarnai perkembangan dunia. Pemahaman luas dari umat mengenai misi masjid yang tidak sekedar  tempat  shalat  semata,  melainkan tempat ‘rahmat bagi alam semesta’, akan semakin memperkaya fungsi masjid. Dari sini semoga umat dapat menghapus pandangan sempit tentang  peran  dan  fungsi masjid.  Tentunya dengan  tanpa  membatasi  siapapun,  laki-laki dan  perempuan  berkunjung  ke  rumah  Allah agar dapat belajar dan beribadah hanya karena Allah swt.  (Uib Sholahuddin Al Ayubi, Banten)



Mengembalikan Fungsi Masjid





“Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.At- Taubah:18)



Secara etimologis masjid berarti tempat sujud. Sedangkan secara terminologis, masjid adalah tempat melakukan kegiatan ibadah dalam makna luas. Dengan demikian, masjid merupakan bangunan yang sengaja didirikan umat muslim untuk melaksanakan shalat berjamaah dan berbagai keperluan lain yang terkait dengan kemaslahatan umat muslim. Akan tetapi, bila mencermati perkembangan dewasa ini, fungsinya yang kedua ini cenderung mulai berkurang, hal ini lantaran masjid sering hanya dipahami semata-mata untuk sujud sebagaimana dilakukan dalam shalat.



Semestinya masjid memiliki peran yang signifikan dalam mengembangkan dan membangun kapabilitas intelektual umat, kegiatan sosial kemasyarakatan, meningkatkan perekonomian umat, dan menjadi ruang diskusi untuk mencari solusi permasalahan umat terkini



Dan yang paling ironis kebanyakan dari pengurus masjid saat ini lebih memperhatikan kemegahan bangunannya. Kondisi inilah yang diprediksi menjadi salah satu faktor penyebab terhambatnya kemajuan umat Islam dan rapuhnya kesatuan umat Islam. Selain itu, barangkali pula, yang menjadi salah satu faktor penyebab mundurnya peradaban dan umat Islam.



Padahal, masjid merupakan tempat yang cukup strategis untuk menjadi titik pijak penggerak kemajuan umat Islam dan titik temu dan perbedaan simbol-simbol material dan strata sosial yang sering melekat pada kehidupan masyarakat kita. Pendeknya, apa yang kita temui sekarang ini, peran masjid telah direduksi sedemikian rupa sehingga masjid cenderung berperan sebagai tempat pembinaan ibadah ritual semata.



Pada masa Rasulullah, masjid selain digunakan sebagai tempat ibadah, juga untuk pengaturan tata negara, mengatur siasat perang, pengembangan pendidikan,tempat pengobatan para korban perang, tempat mendamaikan dan menyelesaikan sengketa, tempat menerima utusan delegasi/tamu, sebagai pusat penerangan, dan pembelaan agama.  



Fungsi masjid khususnya pada zaman Rasulullah dan sesudahnya disebabkan beberapa faktor.

  1. Tingginya tingkat kesadaran masyarakat/kaum Muslimin berpegang teguh pada nilai-nilai ajaran Islam dalam semua aspek kehidupan.
  2. Para pengurus/Pembina masjid mampu menghubungkan aktivitas masjid dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi sosialnya.
  3. Tercapainya kesamaan visi, misi dan hati antara pengurus masjid, ustadz/khatib dan jamaahnya, untuk membangun semua bidang kehidupan. Semua itu merupakan kunci sukses untuk menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat.
Menjadikan Masjid Sebagai Pusat Pembinaan Umat




Salah satu tugas mulia yang mesti kita lakukan sekarang adalah memakmurkan masjid dan menjadikannya sebagai pusat pembinaan umat. Memakmurkan masjid wajib dilakukan oleh setiap pengurus masjid di manapun berada dan bagaimanapun kondisi masjid yang diurusnya. Dan merupakan kewajiban pula bagi setiap muslim yang menghuni dalam jangkauan wilayah masjid. Mereka (para jama’ah) yang berulang kali datang memasuki masjid untuk mencari ridha Allah harus diakui sebagai orang yang beriman. Sebagaimana disabdakanan Nabi Muhammad saw :

Artinya: “Apabila engkau melihat orang yang berulang kali ke masjid, maka saksikanlah sesungguhnya ia adalah orang yang beriman.”(HR. Daruquthny)



Demikian pula orang yang hatinya terpaut ke masjid ia adalah orang yang akan mendapatkan perlindungan Allah di suatu saat mana tidak ada lagi pengayoman lagi selain dari Allah SWT. Sebagaimana sabdanya:

Artinya: “Seseorang yang hatinya terpaut dengan masjid apabila ia keluar (dari masjid) sehingga ia rindu kembali memasukinya.”(HR. At Tirmizi dari Abu Hurairah).



Di antara peranan masjid sebagai pembinaan ummat adalah sebagai berikut : 



1. Sebagai Universitas Kehidupan.

Masjid adalah universitas kehidupan. Di dalamnya dipelajari semua cabang ilmu pengetahuan, sejak dari masalah keimanan, ibadah, syari’ah (sistem hidup Islam), akhlak, jihad (perang), politik, ekonomi, budaya, manajemen, media massa dan sebagainya. Begitulah cara Rasul saw. memanfaatkan Masjid sebagai universitas kehidupan. Tak ada satupun masalah hidup yang tidak dijelaskan Rasul Saw. di dalam Masjid Nabawi yang Beliau bangun bersama para Sahabatnya setelah Masjid Quba’. Sejarah membuktikan, Rsul saw. tidak punya lembaga pendidikan formal selain Masjid. Rasul saw, menjelaskan dan meyelesaikan semua persoalan umat di Masjid, termasuk konflik rumah tangga, metode pendidkan anak dan sebagainya.



2. Sebagai Wadah Penanaman, Pembinaan dan Peningkatan Keimanan.

Masjid adalah wadah paling utama dalam penanaman, pembinaan dan peningkatan keimanan, karena Allah tidak menjadikan tempat lain semulia Masjid. Bahkan Allah menegaskan Masjid itu adalah rumah-Nya di muka bumi:



“ Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”. , (QS. Al-Imran:96).



3. Sebagai Wadah Pengembangan dan Manajemen Diri.

Masjid juga berfungsi sebagai wadah pengembangan dan manajemen diri, karena di masjid dilakukan berbagai aktivitas ibadah dan dihadiri oleh kaum Muslim dari berbagai profesi, keahlian dan status sosial. Yang kaya, yang miskin, berpangkat dan sebagainya berkumpul di Masjid dalam satu komunitas bernaam “Jama’ah Msjid’ dengan satu tujuan, yakni ridha Allah Ta’ala. Semuanya diikat dan dilatih dengan ibadah, khususnya ibadah shalat fardhu yang sangat disiplin dan rapih. Sebab itu, kalaulah interaksi Jama’ah Masjid dikelola dengan baik, pasti akan memberikan banyak manfaat kepada jama’ahnya dalam pengembangan dan manjemen diri.



4. Sebagai Wadah Penyucian dan Pengobatan Jiwa.

Masjid adalah tempat yang paling ideal dan praktis utk menyucikan diri. Firman Allah:



“ Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS. At-Taubah:108).



Di masjidlah kita belajar dan mempraktekkan khusyu’ dan ikhlas beribadah, tsiqah billah (percaya penuh pada Allah), husnuzh-zhan billah (berbaik sangka pada Allah), takut azab Allah, berharap rahmat Allah, kasih sayang sesama umat Islam dan tegas pada kuam kafir. Di masjid juga kita belajar dan mepraktekkan kebersihan diri, lahir dan batin, disiplin, teratur, tawadhu’ (rendah hati), besegera dalam kebaikan, membersihkan hati dari penyakit syirik, riya’, sombong, kikir, materialisme (cinta dunia), zikrullah dan akhirat dan berbgi sifat lainnya.



5. Sebagai Wadah Sosial (Public Services).

Sebagai pusat utama ibadah dan pergerakan umat, maka Masjid juga sangat terasa perannya dalam pelayanan sosial (public services). Untuk itu, setiap Masjid selayaknya memiliki data base jama’ahnya dan masyarakat sekitarnya, sehingga diketahui potensi ekonomi yang ada dalam jama’anya dan potensi social welfare yang wajib diperhatikan. Pelayanan sosial tersebut dapat berupa pengumpulan dan penyaluran zakat dan infak, pelayanan kesehatan, beasiswa, pembinan life skill dan sebagainya, kpd kaum Miskin dari kalangan jama’ah Masjid dan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian, upaya penanggulangan kebodohan dan kemiskinan dapat berjalan efektif karena akan terjadi efisiensi dan efektifitas yang luar biasa jika dibandingkan lembaga-lembaga sosial selain Masjid.



6. Sebagai Wadah Manajemen Ekonomi Umat.

Masjid juga berfungsi sebagai wadah berkumpulnya para jama’ah yang memiliki kelebihan ilmu dan harta. Sebab itu, Masjid juga harus berfungsi sebagai pusat perencanaan dan manajemen pengembangan ekonomi dan bisnis umat. Jika kita perhatikan Masjid-Masjid besar dan bersejarah di dunia Islam, khususnya, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, berdiri di sekitarnya pasar-pasar raksasa yang menyebabkan ekonomi kawasannya hidup dan berkembang. Demikian pula Masjid-Masjid lainnya seperti Masjid Jami’ Az-Zaitun di Tunisia, Masjid jami’ Umawi di Damaskus Suriah yang berusia lebih dari 1000 tahun.



7. Sebagai Wadah Perajut dan Penguatan Ukhuwwah Islamiyah.

Sebagai tempat ibadah, menuntut ilmu dan berbagai kegiatan lainnya, selayaknyalah Masjid berfungsi sebagai wadah penyemaian dan perawatan ukhuwwah Islamiyah di antara para jama’ahnya dan umat Islam lainnya. Syaratnya, semua jama’ah harus diikat dan tunduk hanya kpd Allah dan Rasul-Nya, dengan mencontoh kehidupan para Sahabat Beliau. Lepaskan semua baju organisasi dan partai, maka Masjid akan berfungsi sebagai wadah ukhuwwah. Kalau tidak, Masjid hanya akan menjadi ajang perebutan kekuasaan kepengurusan dan aktivitasnya. Kalau nuansa tersebut dibiarkan sehingga berkembang dan dominan, tak mustahil bisa terjerumus ke dlm praktek Masjid Dhirar (Masjid kaum munafik yg didirikan utk memecah belah umat Islam).



8. Sebagai Wadah Keselamatan Hari Kiamat dan Jalan Membangun Rumah di Surga.

Masjid bukan hanya berfungsi kebaikan di dunia, tapi juga jalan keselamatan di hari kiamat nanti dan jalan pembangunan rumah kaum Muslimin di syurga. Rasul Saw. bersabda : 



“Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari (kiamat) yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Imam yang adil, pemuda yang dibesarkan dalam ibadah kpd Allah, seseorang yang hatinya terpaut dengan Masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersama dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak berbuat serong wanita terhormat dan cantik, lalu ia menolaknya dan berkata : Tidak, aku takut pada Allah, seseorang yang besedekah lalu ia sembunyikan dan apa yang diinfakkan tangan kanannya tidak diketahui tangan kirinya dan seseorang yang berzikir pada Allah dengan sembunyi, lalu mengucur airmatanya (karena takut pada-Nya).” (HR. Imam Muslim)

     ===============================

HUKUM DAN KELEBIHAN MEMBINA MASJID

Ketahuilah kiranya saudaraku, membina masjid itu amat besar kelebihannya berdasarkan hadith Turmudzi:



Sumber Uthmaan b. Affan, katanya: Siapa membinakan sebuah masjid kerana Allah(dengan iklas), nescaya Allah akan membinakan untuknya seumpamanya syurga


Kata Abu Isa At-Turmudzi, dalam bab ini terdapat beberapa hadith sumber Abu Bakar As-Siddiq, Umar, Ali, Abdullah b. Umar, Anas, Ibnu Abbas, Aisyah, Hurairah dan Jaabir b. Abdullah. Kedudukan hadith ini Hasan.


Di samping itu didapati Nabi SAW bersabda:

Siapa membina sebuah masjid kerana Allah, sama ada dia kecil atau besar, pastilah Allah akan membinakan untuknya sebuah rumah (istana) dalam syurga.[Hadith riwayat Al-Bukhari dan Muslim]


Masalah: Hukum membesarkan masjid

Ya saudaraku, pada kira-kira tahun 30 Hijriyyah, Khalifah Uthman b. Affan r.a menyedari penduduk kota Madinah telah meningkat ramai di mana memerlu diluaskan Masjid Nabi SAW menyebabkan ada bantahan dariapda orang ramai dan khalifah berkata:

Sungguhnya kamu banyak membantah, sedangkan sungguhnya saya mendengar Nabi SAW bersabda, Siapa membina masjid kerana mencari keredhaan Allah pastilah Allah akan membinakan untuknya seumpamanya dalam syurga.[Hadith Riwayat Al-Bukhari]


Masalah: Berpahalakah membaiki masjid?

Ya saudaraku, hadith sebelum ini menunjukkan berpahala membina masjid, manakala membaikinya juga telah disahkan oleh ulama sebagai membinanya(secara mengambil pengertian yang sama). Demikian juga jika membinanya secara bergotong-royong, di mana masing-masing orang akan memperoleh pahala.

Masalah: Bolehkah pahala membina masjid secara beramai-ramai?

Berdasarkan hadith-hadith yang telah disebut yang menggalakkan membina masjid sama ada besar atau kecil. Manakala hadith yang dikeluarkan Ibnu Khuzaimah menyebut, .sekalipun sebesar sangkar burung Qutaat. Sedangkan keluasan ini amat sempit, maka menunjukkan boleh membina (atau membaiki) masjid secara berkongsi dan masing-masing akan mendapat pahala menurut sumbangannya.


Masalah: Hukum atau akibat membina masjid tanpa ikhlas.

Ya saudaraku, ruh atau jiwa bagi sekalian pekerjaan itu ialah ikhlas. Siapa membuat ibadah tanpa ikhlas, iaitu dengan riya(suka memperlihatkan) dan samah (suka memperdengarkan), maka tiadalah dia memperoleh pahala dan tidaklah memperoleh balasannya di akhirat; seperti dia ingin memasyhurkan nama dan ingin bermegah, sebagaimana kata Ibnu Jauzi, Siapa menuliskan namanya di atas masjid yang dibinanya, maka dia adalah jauh daripada ikhlas. Sebab maksud Nabi SAW ialah, Siapa membina masjid kerana Allah.


Masalah: Balasan bagi orang yang membangunkan masjid.

Balasannya ialah Allah akan membinakan sebuah rumah seumpamanya di syurga. Kata Imam An-Nawawi, maksud rumah seumpamanya itu ialah;
1) rumah besar(istana) yang tidak pernah di lihat mata dan tidak pernah di dengar telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati seseorang.
2) rumah yang mempunyai kelebihan daripada rumah-rumah dalam syurga seperti kelebihan masjid berbanding dengan rumah-rumah dalam dunia.

=========================================================

Kelebihan Membina, Mengimarah dan Iktikaf di dalam Masjid..

 

Ummah Muhammad s.a.w diberikan kelebihan dan kemuliaan oleh Allah s.w.t sekiranya membina, mengimarahkan dan iktikaf di dalam masjid.. Terdapat banyak hadith yang menyatakan tentang kelebihannya.. Antaranya,

Pertama, Allah s.w.t menjamin akan mendirikan sebuah rumah di syurga kelak bagi sesiapa yang mendirikan masjid..

Hal ini berdasarkan hadith soheh riwayat Bukhari dan Muslim yang bermaksud "Daripada Uthman bin Affan r.a.. Rasulullah s.a.w bersabda, sesiapa yang membina masjid semata-mata untuk mencari keredhaan Allah s.w.t.. Maka, Allah s.w.t akan membina baginya sebuah masjid atau rumah sepertinya di syurga."

Kedua, Pahala membina masjid itu kekal dan ganjarannya mengiringi orang yang membinanya sehingga selepas kematiannya.. hal ini bermaksud pahalanya sentiasa mengalir sihingga berlakunya Qiamat..

Ianya berdasarkan hadith Riwayat Ibnu Majah yang bermaksud " Daripada Abu Hurairah r.a beliau berkata .. Rasulullah s.a.w bersabda, Sesungguhnya seorang mukmin daripada amalan kebaikannya selepas kematiannya ialah ilmu yang diajar dan disampaikannya, atau anak soleh yang ditinggalkannya, atau al Quran yang diwarisinya atau masjid yang telah dibinakannya, atau rumah untuk musafir yang dibinakannya, atau mengalirkan sungai atau sedekah yang dikeluarkan daripada hartanya semasa sihat, pahala semua itu akan mengiringinya selepas kematiannya."..

Ketiga, Sesiapa yang menyapu dan membersihkan masjid juga akan mendapat ganjaran dan kelebihan daripada Allah s.w.t..

Daripada Anas Bin Malik r.a Rasulullah s.a.w bersabda "Telah dibentangkan kepadaku pahala-pahala ummahku termasuklah pahala membersihkan kotoran daripada masjid.. Dan telah dibentangkan kepadaku dosa-dosa ummahku, maka aku melihat dosa yang paling besar ialah apabila seseorang yang melupakan satu surah atau ayat yang telah dihafalnya"..

Keempat, Banyak hadith yang menjelaskan kelebihan sesiapa yang pergi ke masjid dan duduk di dalamnya.. Antaranya,

Daripada Ubai bin Ka'ab r.a Rasulullah s.a.w bersabda , aku mengenali seseorang lelaki yang tinggal jauh daripada orang lain dari masjid dan dia tidak pernah meninggalkannya walaupun satu solat.. Dikatakan kepadanya atau aku berkata padanya, adalah lebih baik jika kamu membeli seekor keldai untuk ditunggani pergi ke masjid ketika waktu gelap dan panas,, Lalu di menjawab.. Apa yang menggembirakanku ialah jarak antara rumahku ke masjid , aku mahu sekiranya langkahku berulang alik antara masjid ke rumah dan keluarnya dituliskan pahalanya.. Rasulullah s.a.w berkata "Sesungguhnya Allah s.w.t telah menghimpunkan semuanya itu untukmu".. (Hadith Riwayat Muslim)

Di dalam Hadith lain,

Daripada Abu Hurairah r.a.. Rasulullah s.a.w bersabda "Sesiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci berwudhu' untuk menunaikan solat fardhu, balasannya seperti pahala orang yang menunaikan haji dan sesiapa yang keluar untuk solat dhuha, balasannya sama seperti orang yang mengerja umrah."

Rasulullah s.a.w menggambarkan betapa besarnya nikmat yang dianugerahkan kepada mereka yang mendirikan , mengimarahkan dan beriktikaf di dalam masjid.. Kesemuanya ini merupakan satu evolusi yang cuba dihamparkan oleh Rasulullah s.a.w supaya ummahnya menjayakan instituti masjid sebagai medan teras kekuatan Ummah.. Kerana itulah, ketika mana hadir Baginda s.a.w melangkah ke Kota Madinah Al Munawwarah.. Rasulullah s.a.w memberikan suri tauladan kepada Ummah dengan pembinaan Masjid yang pertama di Bumi Quba.. Tujuan nya apa?.. Tujuannya tidak lain hanyalah untuk diimarahkan dan bersama beriktikaf di dalamnya supaya dapat ummah bersama menyelesaikan masalah pentadbiran Alam..

Lihatlah, bagaimana Baginda s.a.w mencetuskan ilham untuk membina Masjid Nabawi supaya ianya menjadi medan nadi peneraju perkembangan kemajuan Negara Islam Madinah.. Masjid menjadi medan sumber untuk membina kekuatan dakwah menyebarkan syiar Islam, Masjid juga dijadikan tempat untuk memacu kestabilan politik supaya kelangsungan keadilan terus dinikmati rakyat, masjid juga dijadikan medan perbicaraan ekonomi, perkembangan perhubungan sosial dikalangan rakyat Madinah terus dipacu bersumber al Quran dan as Sunnah yang mana ianya berkembang bermula dengan penghayatan berjemaah di masjid..

Masjid juga dijadikan pusat keilmuan yang melahirkan intelektual yang berkarisma dan berpengatahuan luas.. Lihat sahaja Ahli politik yang dilahirkan oleh Rasulullah s.a.w seperti Saidina Abu Bakar As Siddiq dan Saidina Umar Al Khattab.. Ahli perniagaan yang terkenal Saidina Abdul Rahman bin Auf r.a.. Jeneral perang yang lengkap dengan strategi peperangan seperti Usamah Bin Zaid r.a.. Kesemuanya mereka dilahirkan daripada institusi Masjid Nabawi lantas menjadi mereka yang hebat dan terkenal..

Lantaran itulah Rasulullah s.a.w memberikan motivasi kepada Ummahnya dengan ganjaran yang bakal diterima kepada mereka yang membina, mengimarahkan dan beriktikaf di masjid.. Kerana institusi Masjid merupakan dasar yang wajib digunakan untuk menjana kekuatan Ummah..

Sekiranya kita lihat pada zaman ini.. Ummah Islam yang ramai ini lemah.. lantaran kerana lemah dan dhaifnya institusi Masjid.. Masjid hanya dibina dengan megahnya.. tetapi, sunyi dan sepi tanpa diimarahkan.. Iktikaf hanya sekadar tidur.. Bukannya mengadakan perbincangan atau pemesyuaratan untuk meningkatkan kualiti Ummah.. Masjid hanya dijadikan simbolik kekuatan.. Tetapi, sebenarnya lompong dan kosong kedudukan ummah di akhir zaman ini..

  ===========================================

 

Kelebihan masjid

Masjid ialah tempat sembahyang, buat ibadah secara jemaah. Masjid dan surau pada dasarnya adalah sama, 2 nama pada 1 benda. Surau adalah perkataan Iran yang juga bermaksud tempat sembahyang. Cuma bezanya di Malaysia, surau tidak didirikan sembahyang Jumaat.

RUMAH ALLAH
Masjid dan surau adalah rumah-rumah Allah, yang mana ibunya adalah di Mekah dan rohaninya di Baitullah.

HANYA ISLAM LAYAK MAKMUR MASJID
Hanya duit orang Islam layak diguna untuk membangunkan masjid. Begiu juga pekerja, tukang masjid, sebaiknya orang Islam melainkan darurat.
At-Taubah [18] Hanyasanya yang layak memakmurkan (menghidupkan) masjid-masjid Allah itu ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat serta mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan tidak takut melainkan kepada Allah, (dengan adanya sifat-sifat yang tersebut) maka adalah diharapkan mereka menjadi dari golongan yang mendapat petunjuk.
Duit orang kafir tidak boleh diguna untuk membina masjid, sekiranya ingin diguna juga, hanya boleh diguna unuk membuat longkang atau tandas masjid. Allah itu bersih dan suci, tidak terima benda yang tidak bersih. Tidak boleh mendampingi Allah dengan duit yang haram
At-Taubah [17] Tidaklah layak orang-orang kafir musyrik itu memakmurkan (menghidupkan) masjid-masjid Allah, sedang mereka menjadi saksi (mengakui) akan kekufuran diri mereka sendiri. Mereka itu ialah orang-orang yang rosak binasa amal-amalnya dan mereka pula kekal di dalam Neraka.

BUAT MASJID DI RUMAH
Rasulullah s.a.w suruh supaya buat masjid di rumah iaitu sebagai tempat sembahyang bagi kaum perempuan dan sembahyang sunat (bagi lelaki). Baginda juga mengatakan “Jangan jadikan rumah kamu seperti kubur” (kerana di dalam kubur tidak didirikan sembahyang)

PAHALA SEMBAHYANG
Pahala sembahyang di Masjid Jamek (masjid yang didirikan sembahyang Jumaat) ialah 150 kali ganda fadhilat sembahyang sendirian di rumah. Pahala sembahyang di surau iaitu masjid yang tidak didirikan sembahyang Jumaat ialah 25 kali ganda fadhilat sembahyang sendirian di rumah.Pahala Sembahyang di Masjid Allah iaitu Masjidil Haram ialah sebanyak 100,000 kali ganda. Pahala Sembahyang di Masjid Nabi iaitu Masjidil Nabawi ialah sebanyak 10,000 kali ganda atau 1,000 mengikut setengah riwayat..

JADI PERAHU
Masjid yang kita sembahyang dan beri khidmat jadi perahu di hari Kiamat untuk meniti Sirat, yang perjalanannya 3,000 tahun meniti di bawah neraka.

RUMAH MUKMIN
Sabda Nabi s.a.w, masjid itu rumah bagi tiap-tiap orang mukmin. Bila berlaku banyak fitnah iaitu agama berada dalam keadaan huru hara, lazimkanlah duduk di dalam masjid.

TANDA ISLAM DAN KEIMANAN
Sabda Nabi s.a.w, Bila kamu melihat lelaki yang melazimkan berulang-alik ke masjid, maka Islamlah dia (ada iman dalam hatinya). Riwayat dari Abi Sa’id Al-Khudri, Bila kamu melihat lelaki beribadah di masjid, maka berimanlah dia kerana firman Allah:-
At-Taubah [18] Hanyasanya yang layak memakmurkan (menghidupkan) masjid-masjid Allah itu ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat serta mendirikan sembahyang………
TIDAK BOLEH CAKAP DUNIA, GELAK KETAWA
Sabda Nabi s.a.w. siapa bercakap hal dunia dalam masjid, gugur pahala malannya 40 tahun. Contoh cakap dunia adalah seperti sembang berkenaan bola dan muzik di dalam masjid.
Riwayat Ibnu Abbas, tertawa dalam masjid menyebabkan gelap dalam kubur. Kalau pernah berbuat demikian, taubat dan istigfarlah. Sahabat Nabi duduk diam dan tekun bila mendengar hadis dari Nabi, hinggakan daun gugur pun tidak disedari. Begitulah serius mereka dalam beragama.
“yad khulu ha illa kho ifin”
Baqarah [114]….tidak sepatutnya masuk ke dalam masjid-masjid itu melainkan dengan rasa penuh hormat dan takut kepada Allah
Kata Imam Ghazali dalam Ihya, sabda Nabi s.a.w, bercerita di dalam masjid mengurangkan kebajikannya seperti binatang memakan rumput.
Dalam hadis yang lain, tanda akhir zaman ialah manusia bercakap dengan suara tinggi di dalam masjid.
Malaikat benci kepada mereka yang bercakap perkara “lagha” iaitu perkataan yang tidak baik di dalam masjid. Apabila Malaikat benci sesuatu perkara maka Allah juga tidak suka perkara itu.
PAHALA MEMBERSIHKAN BENDA JIJIK DARI MASJID
Sabda Nabi s.a.w, siapa mengeluarkan benda jijik dari masjid diberi satu rumah (mahligai) di dalam syurga. Manakala dalam riwayat yang lain diberi seorang bidadari.
PAHALA MEMBINA MASJID
Dalam satu hadis, siapa yang membina masjid kerana Allah (orang Islam yang bina masjid dengan duit yang halal), Allah akan membina mahligai untuknya di syurga. Samada masjid itu di bina secara sumbanagn perseorangan atau perkongsian, walaupun sekadar derma Rm1. (akan mendapat mahligai yang setaraf dengan sumbangannya).
TEMPAT YANG BAIK
Sabda Nabi s.a.w, sebaik-baik bumi ialah masjid. Sejahat-jahat bumi ialah pasar. Ini merupakan jawapan kepada satu rombongan Yahudi yang bertanya baginda tentang bumi mana yang tuhan sayang dan bumi mana yang tuhan benci. Rasulullah s.a.w pada mulanya tidak tahu jawapan unuk soalan ini. Baginda bertanya kepada Jibrail, Jibrail juga tidak tahu. Lalu Jibrail naik bertemu Allah untuk mendapatkan jawapan. Setelah Nabi memberi jawapan tersebut, 33 orang Yahudi tadi memeluk Islam (mungkin perkara ini juga disebutkan dalam kitab mereka.
Dalam satu riwayat yang lain, tiap-tiap masjid ada bendera iman. (Kerana itu bila melihat lelaki berulang-alik ke masjid maka Islamlah dia). Tiap-tiap pasar ada bendera syaitan. (di pasar banyak berlaku penipuan dan percampuran bebas lelaki perempuan)

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...